-
Indonesian Iron Girl (Manusia Kawat) From Kalimantan
Indonesian Iron Girl (Manusia Kawat) From Kalimantan
EVEN recognized always tough and like associate with others, nevertheless for love, Noorsyaidah remain not to can hide from her mind. That woman already 40 year this confessed till moment has not yet had candidate of life couple, because worry the its husband will be penitent with bizzare disease that the of.
When adolescent till sit in course bench in Samarinda, Noor are known as boyish woman. He/she never any differentiates one who whom will and have come to its friend everyday. Like woman in general, he/she also ever haves sweetheart or girlfriend. Added next, because its social soul high to humanity, Noor are recognized very "light hand" or like help its friend deep difficulty. Ever in a moment there is its friend that can not pay [for] tuition, without ask Noor any reward directly helps its friend that with candid.
Nevertheless bizzare disease (strand of metal exits from stomach) that the of since 1991 have altered all life stories its that become disaster. At that time, its age that had stepped on age 22 years olds that according to him its moment await the beetle comes to apply for. Finally feel small mixed minder even also jumbles grow into one, make he/she even also must isolate xselfs to those all people, specially to those all men for love business or to further ladder namely nuptials. Till stepped on its age was 40th precisely 9 last Januaries, Noor still by it self or has not yet had husband to divide into like and also sorrowful.
"I as [the] normal woman, of course will marry and have child. But yeah... because my bizzare disease this is makes me feel not will think it next, and better focus to how experience my life hereinafter," say Noor toughly. Lucky fifth child from 6 this have family and friends near that also tough, and will tolerate its life side bitter that, and always give life motivation, at least at least can eliminate feel small and mindernya. And [it is true], Noor in the reality can experience new life its.
Even fixed berkutat with that bizzare disease, social soul that dimilkinya since long time keep be channelled by becoming teacher in a binaan school PKK, Sangatta, East Kutai. "Noor [it is true] aspire after with children. And children that the of even also aspire after with him/hers, become if one day or a couple of days just his/her not enter teach, children that the of that cry ask him only that teach them," say Siti Robiah, sister contains Noor.
According to Robiah, its little sister/brother that haves principle do not want to trouble others, do not willing to become family burden. Every multiply see grief that experienced little sister/brother that kesayangannya, Robiah confessed always have never arrest/detain drip tears in its cheek. "If God who is praised and most high [it is true] wanted to take it at this time, we very candid very, than see grief that must the of for tens of years," say Robiah.
Unique its, continue Robiah, even thorny strand of metals grows and some of in its body, nevertheless digestion system Noor remain not to be bothered. Noor can eat, drink till throw away intention like normal people. According to Robiah, Noor also currently can take a bath by it self without having to helped others. "Like usual bath, wear soap and shampoo, and he/she conduct it by it self. But if mentioned love business [it is true] very difficult to told, clear and in order to be known [it is true] my little sister/brother is referred [as] has not yet had husband," say Robiah. (muh khaidir)
Indonesian version (versi Indonesia):
KENDATI dikenal selalu tabah dan suka bergaul dengan orang lain, namun untuk urusan asmara atau percintaan, Noorsyaidah tetap tak bisa menyembunyikan rasa mindernya. Perempuan yang telah berusia 40 tahun ini mengaku hingga saat belum memiliki calon pasangan hidup, karena khawatir sang suaminya akan menyesal dengan penyakit aneh yang dideritanya.
Ketika remaja hingga duduk di bangku kuliah di Samarinda, Noor dikenal sebagai perempuan yang tomboy. Ia tak pernah sedikitpun membedakan siapa orang yang akan dan telah menjadi temannya sehari-hari. Seperti perempuan pada umumnya, ia juga pernah memiliki pujaan hati atau pacar. Ditambah lagi, karena jiwa sosialnya yang tinggi terhadap sesama, Noor dikenal sangat "ringan tangan" atau senang membantu teman-temannya yang dalam kesulitan. Pernah suatu saat ada temannya yang tak mampu membayar uang kuliah, tanpa meminta imbalan apapun Noor langsung membantu temannya itu dengan ikhlas.
Namun penyakit aneh (kawat keluar dari perut) yang dideritanya sejak tahun 1991 telah mengubah semua kisah hidupnya itu menjadi bencana. Saat itu, umurnya yang sudah menginjak usia 22 tahun yang menurutnya saat-saatnya menunggu sang kumbang datang untuk melamar. Akhirnya rasa malu bercampur minder pun bercampur aduk menjadi satu, membuat dirinya pun harus menutup diri kepada semua orang, khususnya kepada semua laki-laki untuk urusan asmara atau ke jenjang yang lebih jauh yakni pernikahan. Hingga menginjak usianya yang ke-40 tepatnya 9 Januari lalu, Noor masih sendiri atau belum memiliki suami untuk berbagi dalam suka maupun duka.
"Saya sebagai perempuan normal, tentu mau menikah dan punya anak. Tapi yah... karena penyakit aneh saya inilah membuat saya merasa tak memikirkannya lagi, dan lebih baik fokus kepada bagaimana menjalani hidup saya selanjutnya," ujar Noor dengan tabah. Beruntung anak ke-5 dari 6 bersaudara ini memiliki keluarga dan teman-teman dekat yang juga tabah, dan mau memaklumi sisi kehidupannya yang pahit itu, serta senantiasa memberikan motivasi hidup, paling tidak sedikitnya mampu menghilangkan rasa malu dan mindernya. Dan memang, Noor ternyata mampu menjalani hidup barunya.
Meski tetap berkutat dengan penyakit aneh itu, jiwa sosial yang dimilkinya sejak dulu tetap bisa disalurkan dengan menjadi guru di sebuah sekolah binaan PKK, Sangatta, Kutai Timur. "Noor memang sangat suka dengan anak-anak. Dan anak-anak yang diajarinya pun sangat suka dengan dia, jadi kalau sehari atau dua hari saja dia tak masuk mengajar, anak-anak yang diajarinya itu menangis meminta hanya dia yang mengajari mereka," tutur Siti Robiah, kakak kandung Noor.
Menurut Robiah, adiknya itu memiliki prinsip tidak mau menyusahkan orang lain, tak mau menjadi beban keluarga. Tiap kali melihat penderitaan yang dialami adik kesayangannya itu, Robiah mengaku selalu tak bisa menahan air mata menetes di pipinya. "Kalau Allah SWT memang menghendaki untuk mengambilnya saat ini, kami sangat ikhlas sekali, daripada melihat penderitaan yang harus dirasakannya selama puluhan tahun," ujar Robiah.
Uniknya, lanjut Robiah, meski kawat-kawat berduri tumbuh dan sebagian bersemayam di dalam tubuhnya, namun sistem pencernaan Noor tetap tidak terganggu. Noor bisa makan, minum hingga buang hajat seperti orang normal. Menurut Robiah, Noor juga selama ini bisa mandi sendiri tanpa harus dibantu orang lain. "Seperti mandi biasa, pakai sabun dan shampo, dan dia melakukannya sendiri. Tapi kalau urusan asmara tadi memang sangat sulit untuk diceritakan, yang jelas dan untuk diketahui memang adik saya tersebut belum memiliki suami," ujar Robiah. (muh khaidir)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar: